Gagas Nusantara: Kepemimpinan Baru BULOG, Strategi Tegas untuk Kedaulatan Pangan Nasional

Feb 8, 2025 - 21:06
 62
Gagas Nusantara: Kepemimpinan Baru BULOG, Strategi Tegas untuk Kedaulatan Pangan Nasional
Gedung Bulog

Jakarta - Pergantian Direktur Utama Perum BULOG menandai babak baru dalam pengelolaan pangan nasional. Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya kini memimpin lembaga tersebut dengan mandat besar dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengokohkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.

Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, menyampaikan optimisme atas kepemimpinan baru ini. Menurutnya, di bawah arahan Mayor Jenderal Novi Helmy, BULOG berpotensi menjalankan target pemerintah dengan lebih disiplin. Fokus utama yang diusung meliputi penyerapan 3 juta ton beras domestik pada tahun 2025 dan peningkatan stok cadangan beras pemerintah (CBP) menjadi 5 juta ton guna antisipasi krisis pangan.

“Kita melihat pendekatan yang lebih sistematis dan tegas dalam pengelolaan pangan nasional. Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, dengan strategi yang tepat, BULOG diyakini akan lebih efektif menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan," ujarnya pada Sabtu, (08/02/2025).

Pemerintah juga menargetkan penghentian impor beras pada 2025, mengingat pada 2024 Indonesia masih mengimpor sekitar 3,7 juta ton beras. Hingga kini, BULOG telah mengumpulkan stok sekitar 2 juta ton—mewakili 40 persen dari target akhir tahun. Sebagai upaya untuk mendorong produksi dalam negeri serta meningkatkan kesejahteraan petani, harga pembelian gabah dinaikkan menjadi Rp6.500 per kilogram.

Namun, tantangan terbesar yang harus dihadapi BULOG tidak hanya pada penyerapan beras, melainkan juga pada distribusi dan stabilisasi harga.

“Masalah utama selama ini adalah distribusi yang kurang efisien. Jika kepemimpinan baru dapat memperbaiki sistem logistik dan meningkatkan transparansi tata kelola, dampak positifnya akan segera dirasakan masyarakat,” tambah Romadhon.

Selain itu, masyarakat berharap agar BULOG lebih sigap dalam menangani lonjakan harga beras, terutama saat musim paceklik. Diversifikasi pangan juga dianggap krusial untuk mengurangi ketergantungan pada beras sebagai sumber utama karbohidrat.

“Untuk mencapai kemandirian pangan, tidak cukup hanya fokus pada stok beras. Harus ada pergeseran pola konsumsi menuju diversifikasi yang lebih luas, yang tentunya merupakan pekerjaan besar yang harus dilakukan secara bertahap,” ungkapnya.

Dengan berbagai kebijakan strategis yang telah dicanangkan, diharapkan kepemimpinan Mayor Jenderal Novi Helmy Prasetya dapat membawa perubahan signifikan dalam tata kelola pangan nasional. Jika target-target tersebut tercapai, maka ketahanan pangan yang lebih stabil dan kuat bagi rakyat Indonesia akan segera terwujud.