Antam Jalin Kerja Sama dengan BUMD untuk Kembangkan Tambang Nikel di Luwu Timur
Luwu Timur - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menjalin kerja sama dengan PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda) dan PT Luwu Timur Gemilang (Perseroda) untuk membentuk perusahaan patungan dalam rangka pengembangan tambang nikel di Blok Pongkeru, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menjelaskan bahwa pembentukan perusahaan patungan ini adalah bentuk sinergi antara BUMN dan BUMD yang bertujuan mengoptimalkan potensi nikel di kawasan tersebut.
“Kami sangat optimis bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif tidak hanya untuk perekonomian lokal tetapi juga pada skala nasional. Proyek ini akan dijalankan sesuai prinsip Good Mining Practice, sehingga bisa menjadi contoh pengelolaan tambang yang ramah lingkungan,” ujar Nico di Jakarta pada Jumat (13/09/2024).
Proyek ini akan fokus pada praktik pertambangan berkelanjutan atau green mining, yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah jangka panjang bagi industri nikel di Indonesia. Perusahaan patungan ini akan mengelola Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) di Blok Pongkeru, berdasarkan Surat Keputusan Menteri ESDM No. T-304/MB.04/MEM.B/2024.
“Kami yakin dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan, perusahaan ini akan berkontribusi besar terhadap pengembangan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Nico.
Gubernur Sulawesi Selatan, Zudan Arif Fakrulloh, menyambut baik kerja sama ini dan menyatakan bahwa proyek ini akan menjadi langkah penting bagi perkembangan ekonomi Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Luwu Timur. Dia berharap proyek ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui perbaikan di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Bupati Luwu Timur, Budiman, juga menambahkan bahwa pengalaman Luwu Timur dalam mengelola tambang, terutama dengan adanya PT Vale, akan sangat mendukung pengembangan tambang nikel ini. Ia optimistis bahwa pengembangan tiga blok tambang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi Rp3 triliun hingga Rp4 triliun.